PENYEMBAH API YANG BERTOBAT
PADA UJUNG HAYATNYA
Sumber Foto : elmina-id.com
Pada Zaman Dulu seoramg
ulama yang terkenal bernama Hasan Basri memiliki seorang tetangga bernama
simoen, dia seorang penyembah api. Suatu hari simoen jatuh sakit dan ajalnya hampir
tiba. Sahabat-sahabatnya meminta agar Hasan Sudi mengunjunginya. Hasan memberi
nasehat, “Takutlah kepada Allah, engkau telah menyia-nyiakan usiamu di
tengah-tengah apai dan asap”
Penyembah api menjawab,
“ada tiga hal yang mencegahku untuk menjadi seorang muslim. Yang pertama,
kenyataan walaupun kalian membenci keduniawian, tetapi siang dan malam kalian
mengejar harta. Yang kedua, kalian mengatakan bahwa mati adalah kenyataan,
namun kalian tidak bersiap-siap menghadapinya. Yang ketiga, kalian mengatakan
Wajah Allah akan terlihat namun hingga saat ini kalian melakukan sesuatu yang
tidak diridhoiNya.”
HaSan terkesiap, gak
disangkanya penyembah api itu mempunyai kedalaman mata batin seperti itu.
“Inilah ucapan dari manusia yang sungguh-sungguh mengetahui” kata Hasan Bisri
Hasan melanjutkan “Jika
orang-orang Muslim berbuat seperti yang engkau katakan, apa yang hendak engkau
katakan ? Mereka mengakui keesaan Allah sedangkan engkau menyembah apai selama
tujuh puluh tahun, dan aku tak pernah berbuat seperti itu. Jika kita sama-sama
terseret dalam neraka, apinya akan membakar diriku dan dirimu. Tetapi jika
diizinkan Allah api tidak akan membakar sehelai rambut pun dari tubuhku. Hal
itu karena api diciptakan oleh Allah dan segala ciptaannya tunduk pada
perintahnya. Walaupun engkau menyembah api selama tujuh puluh tahun, marilah
sama-sama menaruh tangan kita ke dalam api agar engkau dapat menyaksikan
sendiri betapa api itu sesungguhnya tak berdaya dan betapa Allah itu Maha
Kuasa”
Demikianlah, Hasan
kemudian memasukan tangannya kedalam api. Dengan izin Allah tak sedikitpun ia
terbakar. Menyaksikan hal itu simoen terheran-heran. Hal ini ternyata cukup
menggugah hati simoen akan kebenaran kekuasaan Allah SWT.
Simoen berkata “selama
tujuh puluh tahun aku menyembah api. Kini dengan satu atau dua helaan nafas
saja yang tersisa, apakah yang harus aku lakukan ?”
“Jadilah seorang
muslim” Jawab Hasan
“Jika engkau memberikan
jaminan tertulis bahwa Allah tidak akan menghukum diriku, barulah aku menjadi
seorang muslim. Tanpa jaminan itu berat aku memeluk Islam” kata Simoen
Tanpa berpikir panjang
Hasan membuatkan surat jaminan yang diinginkan Simoen itu. Simoen dengan tak
dapat menahan , masuk Islam.
Sumber Foto : waktuku.com
Kepada Hasan ia
menyampaikan wasiatnya, “Setelah aku mati, mandikanlah aku dengan tanganmu
sendiri. Kuburkanlah aku dan selipkanlah surat jaminan ini di tanganku. Surat
ini akan menjadi bukti bahwa aku seorang muslim”
Tak lama kemudian
Simoen meninggal. Hasan melaksanakan keinginan Simoen tersebut. Setelah itu
Hasan merenung “bagaimana mungkin aku dapat menolong seseorang sementara aku
sendiri dalam keadaan serupa. Aku sendiri tidak dapat menentukan nasubku, tetapi
mengapa aku berani memastikan apa yang akan dilakukan Allah?”
Apa yang dilakukan
Hasan tak lain hanya untuk menyenangkan hati simoen. Ketakutan apa yang telah
dilakukannya membuatnya tak dapat memejamkan mata.
Ketika tertidur, ia
bermimpi bertemu Simoen dengan wajah cerah dan bercahaya. “Bagaimana
keadaannya?” Tanya Hasan
Simoen menjawab, “Allah
dengan segala kemudahaNya telah menghancurkan diriku kepadanya. Engkau telah
memberikan surat jaminan, terimalah surat ini karena aku tidak membutuhkannya
lagi”
Ketika Hasan terbangun,
Hasan telah mendapati surat jaminan yang dibuatnya itu berada di tangannya.
Hasan hanya dapat memuji kekuasaan Allah SWT. WaLlahu A'lam bishowab..... (Bukan
Sekedar Cerita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar