Cerita Islam Membangun Iman. Kunjungi terus Iyah Website kami, Yang InsyaAllah akan update terus tiap hari selasa dan Jum'at

About me

LightBlog

Breaking

LightBlog

Entri Populer

Sabtu, 02 Juli 2016

CARA SYEKH ABU HAFSIN MENYAMBUT TAMU



CARA SYEKH ABU HAFSIN 
MENYAMBUT TAMU 

http://static.inilah.com/data/berita/foto/2293095.jpg
 Foto (http://static.inilah.com/data/berita/foto/2293095.jpg)
          Selama empat bulan Syekh Abu Hafsin menjadi tamu Syekh Syibli (juga seorang ulama dan tokoh sufi besar dan terkenal). Setiap hari Syekh Syibili menyajikan berbagai macam santapan dan berbagai makanan ringan yang jelas terlihat diluar kebiasaanya. 
Ketika pamit untuk kembali Abu Hafsin berkata, “Jika engkau datang kerumah Nishapur (tempat tinggal Abu Hafsin), akan kuajarkan padamu cara menjamu tamu dan kemurahan hati yang sejati”
          Mendengar kata-kata Abu Hafsin ini, Syekh Syibli tampak tak mengerti “apakah kesalahan yang telah aku lakukan?”
          Abu Hafsin menjawab “engkau terlalu merepotkan dirimu. Jamuan yang berlebihan tidaklah sama dengan kemurahan hati. Engkau harus melayani tamu seperti engkau melayani dirimu sendiri. Dengan demikian kedatangan tamu tidak merupakan beban bagimu dan kepergianya tidak menjadi alasan bagimu untuk merasa terbebas dari beban. Seseorang yang menyambut tamu dengan cara ssperti ini tak dapat dikatakan bersifat pemurah”
          Pada suatu saat, Syibli berkunjung ke Nashapur. Tentu saja ia berkunjung kerumah Syekh Abu Hafsin dan menginap disana. Rombongan Syibli berjumlah 40 orang. Sewaktu malam tiba Abu Hafsin mnyalakan 41 buah lampu pelita. Melihat kejanggalan yang dilakukan Abu Hafsin, Syibli berkata “bukanlah engkau sendiri yang mengataklan kita jangan berlebihan dalam menyambut tamu?”
          Abu Hafsin Menjawab “jika demikian padamkan saja lampu-lampu itu”
          Agar tak terkesan terlalu dihormati sebagai tamu, Syibli pun menuruti perintah Abu Hafsin untuk memadamkan lampu-lampu banyak itu. Namun walau bagaimana pun Syibli berusaha, hanya satu lampu yang dapat dipadamkanya.
          Syibli benar-benar tak habis pikir ,”Syekh, apa arti semua ini?” tanyanya tak mengerti.
          Abu Hafsin menjelaskan “kalian adalah 40 amanat Allah, sebab tamu adalah amanat Allah. Jadi wajar jika karena Allah aku menyalakan sebuah pelita untuk masing-masing diantara kalian dan sebuah untuk diriku sendiri. Keempat puluh buah pelita yang aku nyalakan karena Allah itu tak sanggup engkau padamkan. Sementara satu pelita yang aku nyalakan karena diriku sendiri dengan mudah dapat engkau padamkan. Ini berbeda dengan engkau lakukan dahulu, sebab engkau melayani semata-mata karena diriku, sementara yang ku lakukan disini adalah karena Allah. Jadi, yang kau lakukan dahulu itu hal yang berlebihan, tetapi yang kulakukan ini bukan” Wallahu A’lam……… (Bukan Sekedar Cerita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox