Nasehat
Antar Ulama Teladan
Suatu ketika Rabi'ah Al
Adawiyah lewat di depan rumah Hasan Bisri (seorang tokoh ulama sufi besar pada
masa itu). Saat itu Hasan sedang merenung di jendela, entah mengapa, ia sedang
menangis dan air matanya jatuh mengenai pakaian Rabi'ah. Tentu saja Rabi'ah
terkejut air yang dikiranya air limbah rumah tangga, ternyata adalah air
matanya Hasan yang menetes dari jendela.
Melihat hal itu,
Rabi'ah berkata, “Guru menangis
adalah tanda dari kelesuan
batin. Tahanlah air matamu. Jika tidak, didalam dirimu akan mengelora samudera
sehingga engkau tidak dapat mencari dirimu sendiri”
Teguran Rabi'ah ini
membuat Hasan tersinggung, namun tetap ditahanya. Di kemudian hari, ia
bertemu Rabi'ah disebuah danau, Hasan
lalu mengembangkan sajadahnya diatas air menunjukkan Ilmu beliau dan
berkata, “Rabi’ah, marilah kita Sholat dua rakaat diatas air..”
Rabi’ah menjawab lembut ajakan Hasan “Hasan,
jika engkau mempertontonkan kesaktianmu di tempat ramai ini, maka kesaktian itu
haruslah yang tak dimiliki oleh orang lain”
Setelah berkata
demikian, Rabi'ah melemparkan sajadahnya ke udara, kemudian ia melompat di
atasnya dan berkata, “naiklah kemari Hasan, agar orang-orang dapat menyaksikan
kita” Ilmu yang dimiliki Rabi’ah terlihat lebih tinggi dari
beliau.
Akhirnya Hasan terdiam
malu melihat kehebatan Rabi’ah,
dengan rasa saling menghormati dan mencintai Rabi’ah
berkata menghibur, “Hasan, apa yang engkau lakukan itu dapat dilakukan dapat dilakukan
oleh seekor ikan dan yang kulakukan tadi dapat dilakukan oleh seekor burung.
Yang terpenting bukanlah keahlian-keahlian semacam itu. Kita harus mengabdikan
dirinya kepada hal-hal yang Terpenting itu (Allah SWT).” Wallahu A'lam
Bishoab...... (Bukan Sekedar Cerita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar