KISAH
SHALAT DUA SAHABAT
MUHAJIRIN
DAN ANSHAR
Ketika Nabi Muhammad SAW. Tiba dari suatu
peperangan beliau berhenti disuatu tempat dan bersabda, “Siapakah yang siap
menjadi penjaga pada malam inI?” Ammar bin Yasir ra. Dari muhajirin dan Abbad
bin Bisyr dari anshar berkata, “kami siap berjaga malam” Nabi SAW. Menyuruh mereka
agar berjaga disebuah bukit yang terdapat jalan bagi musuh untuk menyerang.
Keduanya pergi kebukit tersebut. Setibanya disana, pemuda anshar berkata pada
saudaranya muhajirin, “mari kita bagi malam ini menjadi dua bagian, bagian
malam pertama aku yang berjaga dan kamu beristirahat, dan bagian kedua kamu
yang berjaga dan aku yang beristirahat sehingga malam ini dapat dijaga
bergantian. Jika terasa ada musuh yang datang, maka yang jaga dapat membangunkan
kawanya yang tidur. Jika langsung kita berdua berjaga bisa-bisa kita berdua
mengantuk” maka mereka berdua menyepakati pembagian tugas jaga tersebut.
Sambil bertugas Abbad ra. Mendirikan
Shalat., ternyata ada seorang musuh mengintainya dan dari jarak jauh ia
membidik anak panahnya. Abbad tetap berdiri tegak. Musuh kembali melepaskan
anak panahnya, dan abbad masih saja berdiri tegak dalam Shalatnya, lalu musuh
melepaskan anak panahnya yang ketiga. Setiap anak panah menancap di badan
Abbad, ia langsung mencabut dan melemparkanya dengan tangan, kemudia meneruskan
Shalat dengan tenang. Selesai Shalat Abbad baru membangunkan kawanya Ammar bin
Yasir. Ketika musuh melihat ternyata mereka ada dua orang, mengetahui itu ia
segera melarikan diri, ia tidak tahu berapa banyak tentara Islam disitu, ketika
bangun Ammar melihat badan Abbad ra. Penuh darah dan bekas tiga anak panah
ditubuhnya, Ammar ra. Berkata pada Abbad ra. “Subhanallah, mengapa engkau tidak
membangunkanku dari tadi ?” Jawab Abbad ra.., “ketika aku shalat, aku mulai
membaca surat Al Kahfi, dan hatiku enggan untuk ruku’ sebelum menyelesaikan
surat ini, namun aku mnerasa aku bisa mati jika dipanah terus menerus sehingga
tugas dari Rasulullah saw. Untuk berjaga tidak ditunaikan, aku nmencemaskan
keselamatan Nabi SAW. Jika tidak akan ku selesaikan bacaan surat itu sebelum
ruku’ walaupun aku harus mati”(Baihaqi, Abu Dawud).
Sungguh luar biasa Shalat Sahabat
Rasulullah ini meskipun terkena panah ia masih mampu berdiri tegak untuk
melaksanakan Sahlat tanpa memperdulikan dirinya kecuali memperdulikan
keselamatan Rasulullah, semoga saja kita
bisa meneladani Shalat sahabat Rasulullah ini dengan penuh kekhusu’an dan ke
ikhlasan. (Kitab Ta’lim FADHAIL A’MAL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar